FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2024 diikuti oleh tiga calon. Namun di antara ketiganya, disebut akan menjadi duel antara pasangan yang diusung PDIP dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
PDIP diketahui mengusung Pramono Anung-Rano Karno. Kemudian KIM Plus mengusung Ridwan Kamil-Suswono.
Di antara kedua calon tersebut, mantan tokoh Front Pembela Islam (FPI), Habib Rizieq Shihab menjadi salah satu penentu. Hal ini diungkapkan oleh Kritikus Faizal Assegaf.
“Peta kemenangan Pilgub Jakarta tergantung pada HRS dan jaringan elemen 212. Prabowo dan KIM telah mengusung RK-Suswono, bukan Anies. Namun, membiarkan PDIP, Ahok, Jokowi dan Mega memenangkan Pramono, tentu akan fatal,” kata Faizal seperti dikutip dari unggahannya di X, Minggu (1/9/2024).
“Umat menunggu keputusan dari HRS…!” tambahnya.
Hal ini disebabkan karena Ahok dianggap agresif dalam melancarkan agenda curang Mulyono, Mega dan PDIP di Pilgub Jakarta. Sedangkan Habib Rizieq (HRS) dan Prabowo aktif mengamati.
“Kelompok FPI, 212, dan HRS memiliki sikap yang tegas. Mereka merasa paling ditindas atas konspirasi rezim Jokowi dan PDIP. Tentu mereka tidak akan memberi ruang kompromi untuk bersekutu,” jelasnya.
Terlebih lagi, menurutnya, ketika Ahok dan pendukungnya berperan besar di lingkaran Megawati, semakin meyakinkan HRS dan FPI untuk bersikap waspada. Ahok dianggap sebagai bagian dari misi politik Megawati dan Jokowi di Pilgub Jakarta.
“Tidak mengherankan, Ahok terlihat mengantar Pramono Anung saat mendaftar ke KPUD. Momennya dipamerkan oleh PDIP untuk menunjukkan bahwa Ahok, Megawati, dan Jokowi sangat solid,” jelasnya.
