Partai Golkar dan Partai Gerindra sedang dalam situasi tegang. Konflik antara kedua partai ini terjadi akibat masalah gas elpiji 3 kilogram (Kg). Menurut Pegiat Media Sosial Jhon Sitorus, kabinet Prabowo yang baru berjalan selama tiga bulan sudah diwarnai dengan persoalan internal yang kompleks. Banyak pihak berpendapat bahwa Prabowo kesulitan untuk mengontrol para menterinya.
Perselisihan antara Golkar dan Gerindra dimulai ketika Gerindra menuduh Ketua Umum Golkar, yang juga menjabat sebagai Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), tidak berkoordinasi dengan Prabowo. Hal ini dikemukakan oleh Ketua Harian Gerindra, Sufmi Dasco, namun ditepis oleh beberapa kader Golkar. Konflik semakin memanas ketika Golkar mulai menentang Prabowo dan Gerindra.
Kasus gas elpiji 3 Kg seharusnya telah selesai setelah perintah diberikan kepada Bahlil untuk membatalkan larangan penjualan gas elpiji 3 Kg. Namun, masalah ini terus berlanjut. Kader Golkar bersikeras untuk melindungi pemimpin mereka, meskipun harus berhadapan dengan orang nomor satu di Indonesia, Prabowo. Mereka menegaskan pentingnya menjaga marwah dan harga diri partai.