Presiden Indonesia Joko Widodo menjelaskan konsep “partai super tbk” dalam pidatonya di Kongres perdana PSI di Solo. Istilah ini kini menjadi tagline PSI setelah diperkenalkan oleh Jokowi beberapa bulan yang lalu. Menurut Jokowi, “partai super tbk” mengandung makna bahwa partai tidak lagi dikuasai oleh segelintir orang dan kepemilikan sahamnya berada di tangan seluruh anggota partai, tanpa ada kepemilikan elit atau keluarga yang dominan.
Dalam implementasi konsep ini, Jokowi mencatat bahwa PSI menerapkan e-voting atau pemilihan secara elektronik dalam proses Pemilihan Ketua Umum PSI. Dengan demikian, setiap anggota partai memiliki hak suara untuk memilih kandidat ketua umum. Jokowi percaya bahwa pemanfaatan teknologi dalam proses pemungutan suara ini akan meningkatkan basis massa PSI, karena setiap suara dan partisipasi anggota dihargai.
Lebih lanjut, penggunaan teknologi dalam politik diharapkan membuat proses pengambilan keputusan lebih transparan. Dengan melibatkan seluruh anggota partai dalam proses, keputusan politik tidak lagi hanya berada di tangan segelintir orang. Pada Kongres PSI tersebut, Kaesang Pangarep, putra bungsu Jokowi, terpilih sebagai Ketua Umum setelah memenangkan e-Voting di Pemilu Raya. Proses pemilihan ini melibatkan dua pesaing lainnya, yaitu Ronald Aristone Sinaga alias Bro Ron dan Agus Mulyono Herlambang.
Pemilihan dilakukan melalui e-Voting dan berlangsung dari 12 hingga 18 Juli. Setiap kader PSI memiliki hak suara untuk memberikan dukungan pada salah satu kandidat ketua umum. Dengan hasil akhir, Kaesang memperoleh 65,28% suara, sementara Bro Ron mendapatkan 22,23% suara dan Agus hanya mendapat 12,49% suara. Proses pemilihan secara elektronik ini memperkuat konsep “partai super tbk” yang diperkenalkan oleh PSI.