Wakil Ketua Komisi X DPR RI, Lalu Hadrian Irfani, menyoroti rendahnya angka partisipasi pendidikan tinggi di Indonesia, yang hanya mencapai 30-40 persen untuk kelompok usia 19-23 tahun. Ia menyampaikan kekhawatirannya terhadap jurang ketimpangan antara partisipasi pendidikan dasar dan tinggi. Menurut data BPS 2024, angka partisipasi sekolah untuk SD lebih dari 99 persen, namun menurun signifikan di jenjang SMA dan pendidikan tinggi. Rata-rata lama sekolah penduduk usia 15 tahun ke atas hanya 9,22 tahun, setara dengan tamat SMP. Di Papua Pegunungan, rata-rata lama sekolah hanya 5,10 tahun, menunjukkan banyak penduduk belum tamat SD. Lalu menekankan pentingnya pendidikan sebagai penentu masa depan bangsa menuju Indonesia Emas 2045, serta mendorong reformasi pendidikan untuk meningkatkan kualitas dan kelanjutan studi hingga perguruan tinggi. Sementara itu, Mendikdasmen Abdul Mukti mencatat masalah learning loss serius di Indonesia, terutama akibat pandemi Covid-19. Dampak dari pembelajaran daring selama pandemi masih terasa hingga saat ini.(Https://www.cnnindonesia.com/nasional/20250814220401-32-1262598/dpr-prihatin-angka-partisipasi-sekolah-jenjang-sma-turun-signifikan)
DPR Prihatin: Partisipasi Sekolah SMA Turun, Apa Penyebabnya?
