Pedro Acosta mengawali kampanye MotoGP tahun pertamanya dengan cobaan dan kesempatan yang lewat. Meskipun menunjukkan kecepatan sejak awal, dia masih sering terjatuh dan kesulitan menjaga konsistensi yang diperlukan untuk meraih hasil yang baik di lintasan. Setelah insiden di MotoGP Hungaria bulan lalu, dia menyadari pentingnya mengurangi agresivitasnya dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk start dari barisan depan. Meskipun sebagian kesalahan tersebut bisa dikaitkan dengan kurangnya pengalaman, Acosta juga mulai merasa frustrasi dengan situasi KTM. Namun sejak perubahan kepemilikan Bajaj dan perbaikan yang dilakukan KTM di Austria, RC16 berubah menjadi saingan reguler di podium.
Dengan peningkatan kecepatan, Acosta kini terlihat lebih matang sebagai pembalap. Fokus utamanya adalah konsistensi. Sementara pembalap lain mungkin kecewa jika gagal naik podium akibat pilihan ban yang kurang tepat, Acosta merasa puas dengan raihan poin yang konsisten. Dengan posisi keempat di akhir pekan terakhir, dia menyatakan kegembiraannya atas performa tim dan peningkatan yang mereka dapatkan. Dalam skuat KTM, Acosta mengambil peran sebagai pemimpin tim ketika Brad Binder tak kunjung menunjukkan performa terbaik. Meski harus puas dengan finish di posisi kelima, Acosta menyebut bahwa konsistensi adalah kuncinya untuk tetap bersaing di setiap balapan.
Perubahan pola pikir Acosta terlihat jelas dalam beberapa bulan terakhir. Dia mengakui perubahan besar dalam mentalitasnya dan merasa telah membangun fondasi yang kokoh. Dukungan dari KTM dan hasil positif yang mereka capai belakangan ini membuat Acosta yakin bahwa masa depannya cerah. Dengan finis podium dalam beberapa grand prix terakhir, konsistensi kali ini membuat KTM hanya berjarak dua poin dari Aprilia dalam perburuan posisi kedua di klasemen konstruktor. Meski masih harus terus belajar dan berkembang, Acosta bertekad untuk tetap konsisten di setiap balapan sepanjang musim ini.
